Snyder Cut : Visi Asli Justice League dan DCEU yang Kini Hilang Keberadaanya


Jagat perfilman superhero meski tampaknya baru memulai geliatnya belakangan ini, namun sebenarnya ia telah eksis sejak lama. Jauh sebelum Trilogi “The Dark Night”, sudah ada beragam film Batman yang muncul sebelum era 2000-an, jauh sebelum “Avenger End Game” yang dinanti-nantikan, para superhero MCU sebenarnya beberapa juga telah difilmkan.

Salah satu film superhero yang cukup ramai ialah “Justice League”. Film ini bisa dibilang merupakan “Avengers”nya DC, dengan beragam tokoh superhero didalamnya yang telah lama dinantikan untuk dipersatukan dalam sebuah film. Meski begitu, dengan antusiasme yang begitu tinggi, Justice League bisa dibilang tak sesukses sainganya dari Marvel.

Salah satu alasan mengapa Justice League gagal bisa dikatakan karena ia terlalu “mengekor” Avengers, namun dengan eksekusi yang berantakan. Hasilnya, penonton mendapatkan humor yang membuat karisma Batman menjadi hancur, tokoh villain yang memiliki tujan “kekanak-kanakan” untuk menguasai dunia, CGI kualitas rendah, dan hal-hal buruk lainnya yang bisa ditonton sendiri pada film ini.

Namun, bagaimana kalau sebenarnya Justice League yang kita lihat di bioskop sebenarnya bukanlah Justice League yang sebenarnya? Bahwa versi asli dari film ini sebenarnya tersembunyi dan bila ia jadi dirilis, maka selamatlah film ini? Inilah yang banyak orang sebut sebagai “Snyder Cut” atau boleh dibilang sebagai versi asli Justice League nya “Zack Snyder” sang sutradara utama sebelum ia digantikan oleh “Joss Whedon”dan mengubah halauan cerita Justice League.

Asal Muasal


Sebenarnya, DC meski terkesan lambat dalam mengembangkan universe miliknya, namun konsep dari cerita yang akan dituju kedepanya sudah dibentuk sejak lama. “Man of Steel”, film garapan Zack Snyder ,sutradara film legendaris “300” merupakan pembuka dari “DC Extended Universe” atau boleh dibilang MCU nya DC.

Tak hanya sampai disitu, Zack Snyder kemudian melanjutkan DCEU dengan film“Batman V Superman” (BVS), bisa dibilang dari sini lah para superhero DC mulai bergabung. Film ini seperti judulnya, menampilkan dua tokoh pahlawan yang bertarung demi kebenaran yang diyakini masing-masing. Selain itu, di pertengahan film, Wonder Woman akan turut serta dalam konflik didalamnya.
Meski memiliki premis yang luar biasa dan ditunggu banyak orang, BVS berakhir dengan rating rendah.  Konflik dalam film ini dianggap terlalu buru-buru untuk diselesaikan, tokoh “Lex Luthor” yang ditampilkan kekanak-kanakan, dan beragam alasan lainnya. Meski ada juga yang berpendapat bahwa film ini memiliki banyak hal baik dalam beberapa aspek.

Zack Snyder lalu melanjutkan film berikutnya, Justice League dengan dibantu penulis naskah pemenang Oscar, “Chris terrio”. Setelah sebelumnya diperlihatkan sekilas, “Cyborg”,”Aquaman”,dan “Flash” lalu ikut dimasukkan dalam liga superhero pembela keadilan sebagai salah satu tokoh sentral. Villain dari Planet “Apokolips” juga hadir yakni “Steppenwolf”, jenderal dari pasukan “Parademons”
Chriss Terrio ketika memenangi penghargaan Oscar sebagai penulis naskah terbaik.

Di pertengahan proses produksi, tiba-tiba Zack Snyder dikabarkan mengundurkan diri akibat kematian putrinya. Proyek film Justice League kemudian sempat terhenti, bahkan diasumsikan akan terkubur sebagai hasil dari rasa duka Zack atas kematian anaknya. Menanggapi hal ini, “Warner Bros” kemudian merekrut sutradara Avengers, "Joss Whedon" untuk melanjutkan pembuatan film ini. Lagipula jadwal perilisan film harus dipenuhi, dengan atau tanpa Snyder.

Justice League akhirnya dirilis pada akhir tahun 2017. Antusiasme dari film ini berhasil dibangun cukup baik, apalagi setelah ditampilkanya warna humor dalam trailernya. Ya ulah siapa lagi ini, kalau bukan Joss Whedon si sutradara Avengers yang tak asing lagi dalam menabur bumbu-bumbu kelucuan.

 Sayangnya, Justice League berakhir menjadi film yang buruk. CGI buruk dengan salah satu budget tertinggi dalam sejarah perfilman, karisma Batman yang ambruk di film ini, karakterisasi kurang dalam beberapa karakter baru, dan lain sebagainya. Dengan begini langkah WB untuk membawa DCEU menjadi lebih “terang” berakhir gagal.

Hingga kemudian, Zack Snyder muncul kembali ke permukaan, tepatnya di media sosial. Akun “Vero” Snyder beberapa kali merilis foto-foto behind the scenes Justice League yang tak muncul di film nya (dimana tentu saja ini akibat Zack yang telah keluar dari proses produksi JL). Tingkah Snyder mengakibatkan munculnya spekulasi bahwa sebenarnya ada versi lain dari Justice League yang  lebih bagus dan lebih berpotensi.

Ditambah munculnya pemberitaan baru bahwa jauh sebelum  kematian putrinya, Zack Snyder telah dipecat secara paksa oleh Warner Bros. Sontak hal ini membuat fans DC marah dan dari sini muncul penuntutan kepada pihak WB melalu media sosial agar snyder cut segera dirilis.

 Apa Isi JL versi Snyder Cut
Nah, kemudian muncul pertanyaan sebenarnya bagaimana sih isi dari Snyder Cut itu sendiri? Beberapa clue mengenai isinya sendiri dapat dilihat dari tiga sumber, leaked deleted scenes, concept art dari Justice League, dan perkataan Zack Snyder sendiri baik melalui media sosial maupun seminarnya.
Dalam Knightmare Sequence, Batman menjadi pemimpin perlawanan tirani Superman di dunia yang sudah hancur.

Bila anda menonton Batman V Superman, apakah masih ingat dengan adegan dimana Batman tiba-tiba mendapat penglihatan masa depan dimana bumi telah hancur dan Superman menjadi jahat?  Adegan itu disebut sebagai “Knightmare Sequence” dan ia sebenarnya merupakan suatu realita yang akan benar-benar terjadi.

Villain Justice League, Steppenwolf sendiri merupakan paman dari “Darkseid” seorang penguasa di Planet Apokalips yang akan menjadi pengantar knightmare sequence. Dimana kekalahan dari Steppenwolf membuat Darkseid turun tangan dan menghancurkan bumi kemudian melalui pengaruhnya, Superman menjadi seorang tiran.
Wujud asli Steppenwolf, sebelum diubah menjadi "manusia kambing" oleh Joss Whedon.


Sebelum sampai kesana, perlu diketahui bahwa Darkseid sebenarnya akan muncul di film Justice League. "Ray Porter" sendiri merupakan aktor pemainnya dan Ia telah menjalani proses syuting yang sayang sekali kehadirannya tak ditampilkan dalam versi teatrikalnya yang diselesaikan oleh Joss Whedon. 
Ray Porter, pemeran dari Darkseid di Justice League.

Concept Art Darkseid muda yang turut serta dalam peperangan besar antara Pasukan Apokolips dan  Pasukan aliansi bumi.

Foto adegan Wonder Woman menemukan gambar Darkseid yang dibagikan Zack Snyder.

Lalu warna dari film Justice League memang benar-benar akan “gelap” dimana akan banyak ditunjukkan karakter yang mati. Seperti disebutkan sebelumnya, ayah dari Cyborg sebenarnya meninggal di film, kemudian Batman dalam investigasinya akan menemukan sarang parademons dan fakta dibaliknya bahwa mereka sebenarnya adalah manusia yang diubah menjadi sosok monster. Selain itu Snyder sendiri telah mengutarakan bahwa adegan tersebut benar-benar memiliki efek lebih kepada cerita, tak hanya sekedar pelengkap saja.
Concept Art Batman tengah menginvestigasi sarang parademons, Zack mengutarakan bahwa adegan ini memiliki pengaruh kuat di filmnya.

Tokoh Cyborg juga pada film ini akan memiliki karakterisasi lebih dimana ada bagian masa lalunya saat masih menjadi manusia. Kehadirannya pun tak terkesan buru-buru seperti dalam versi rilis teatrikalnya, Cyborg atau Victor Stone akan diberikan beberapa adegan dimana ia tengah mempelajari perangkat yang menempel pada dirinya dan menemukan fakta bahwa ia memiliki akses pada senjata nuklir di seluruh dunia hal inilah yang awalnya membuatnya takut untuk menggunakan kekuatannya.
Victor Stones di masa lalu yang merupakan seorang pemain American Football

Cyborg tengah menguji coba kekuatannya.

Tokoh Flash yang diperankan “Ezra Miller” juga memiliki screentime latar belakang tersendiri, tak sebatas pada ayahnya yang dipenjara. Adegan dimana Flash menyelamatkan ”Iris West” sebenarnya juga turut akan dihadirkan pada filmnya, well but shit happens.
Adegan Flash menyelamatkan Iris West yang dihapus dari filmnya.

Lalu “Lois Lane” yang pada filmnya terkesan “numpang lewat” sebagai pelengkap plot juga seharusnya memiliki screentime lebih banyak. Pada beberapa foto yang dibagikan Zack Snyder, ada beberapa konsep adegan dimana ia akan merasa kehilangan setelah kematian ”Clark Kent” alias Superman dan ada lebih banyak adegan interaksi antara ia dan ibu dari Clark. Ditambah kalau anda masih ingat salah satu trailer yang menunjukkan adegan romantis antara Clark dan Lois, sebenarnya ia juga akan dimunculkan dalam versi aslinya.

Sketsa adegan Lois Lane yang tengah meratapi kepergian Superman di tengah hujan.
Adegan Lois Lane yang tak sengaja melihat pertarungan antar Justice League dan Superman.

Adegan Lois Lane dan Clark Kent yang tidak ditampilkan dalam versi teatrikal.

Pertarungan besar pada masa lalu antara Steppenwolf dan aliasi gabungan juga sebenarnya memiliki screentime  yang lebih banyak dan menunjukkan kekuatan dari para pasukan Atlantis, Lantern Corps, dan para dewa yang membantu bumi.
Concept art dari dewa tua (Zeus dan Ares), keduanya telah memasuki proses syuting dan harusnya ada di film(dimana yang muncul di film hanyalah aksi Zeus secara sekelebat) .

Beberapa adegan penguat cerita seperti interaksi antara Wonder Woman dan Batman di gudang bekas milik Wayne Entreprise salah satunya juga dihilangkan. Selain itu, Steppenwolf sebagai villain memiliki motif lebih besar dari menguasai dunia dan berbicara soal wujud visualnya, ia sebenarnya memilliki wujud lebih mengerikan, bukan seperti “manusia kambing” layaknya yang ditunjukkan pada filmnya. Kurang lebih desain asli Steppenwolf sama seperti pada adegan deleted scenes Batman V Superman.

Adegan deleted scenes di BVS, Lex Luthor nampak mendapat penglihatan akan kehadiran Steppenwolf.

Sketsa percakapan antara "Diana Prince" dan "Bruce Wayne" di hangar bekas Wayne Enterprise.

Beberapa pewarnaan asli pada film ini juga bukanlah “merah ngejreng” tetapi lebih kepada abu-abu gelap. Joss Whedon mengubahnya dalam rangka membuat Justice League lebih “terang”dalam arti tekstual maupun kontekstual yang sayang sekali berakhir buruk.

Perbandingan antara (reka) Snyder Cut dengan versi teatrikal buatan Joss Whedon.

Selain hal-hal diatas, ada banyak lagi perkiraan maupun bocoran mengenai isi dari Snyder Cut. Namun dari semua  itu, dapat diambil kesimpulan bahwa memang Justice League versi Snyder sebenarnya memiliki potensi yang sangat kuat untuk menjadi film yang lebih bagus.

Lalu Apakah Ia Benar Ada?
Kini pertanyaanya adalah apakah Snyder Cut benar-benar ada? Banyak tuntutan dari berbagai pihak untuk merilis Justice League versi Snyder tapi hingga kini pihak Warner Bros belum memberikan adanya niatan untuk merilisnya.

Zack Snyder selaku pelaku dari apa yang telah ia kerjakan mengkau bahwa Snyder Cut benar-benar ada, bahkan dalam salah satu wawancara, ia menyebutkan bahwa telah menyelesaikan untuk suatu trilogi (entah yang dimaksud adalah cerita atau memang proses syuting yang dilakukan telah mencakup sebuah trilogi).


Bagaimana dengan Warner Bros sendiri? Belum ada jawaban official dari pihak Warner Bros, meskipun ada beberapa pihak yang mengatakan bahwa Snyder Cut tidak ada dan belum pernah dibuat.

Beberapa pihak lain mengkonfirmasi apa yang dikatakan Zack Snyder dan turut menyuarakan bahwa Snyder Cut memanglah ada. Seperti aktor Aquaman, “Jason Momoa” yang antusias dengan Justice League versi Snyder. Jason Momoa dalam suatu wawancara bahkan mengatakan bahwa ia telah melihat Snyder Cut dan dibuat merinding olehnya.

Bila Ada, Apa akan Menyelamatkan?
Kita tahu sebelumnya bahwa Zack Snyder dianggap gagal ketika Batman V Superman mendapat rating jeblok setelah perilisanya. Meski begitu, perlu diakui bahwa film tersebut sebenarnya memiliki aspek keindahan dalam beberapa scene nya dan cerita didalamnya tidak disajikan secara gamblang (disamping Martha scene yang memang agak bodoh). Sebut saja bagian penunjukkan kostum Robin yang rusak, ucapan Bruce Wayne soal 20 tahun menangani badut yang merujuk kepada eksistensi Joker, dan lain sebagainya.  Maka dari itu, film Zack Snyder sebenarnya bisa dibilang terlalu berat bagi penonton kasual yang kebanyakan ingin suapan langsung.

“Watchmen” misalnya, sebuah film superhero yang dibuat Snyder pada tahun 2009. Penonton biasa mungkin akan dibuat lelah dan bingung ketika menonton film tersebut. Namun bagi mereka yang mau diajak berpikir, Watchmen merupakan mahakarya dan salah satu adaptasi komik superhero terbaik yang pernah dibuat.


Cristopher Nolan, salah seorang sutradara kawakan yang telah melanglang buana di dunia perfilman dan banyak menghasilkan film mahakarya semacam “Interstellar” dan “Inception” bahkan pernah membela Snyder. Menurutnya penonton zaman sekarang belum siap dengan film buatan Zack Snyder. Selain itu, sutradara yang paling sukses dalam sinema superhero dengan trilogi The Dark Knight ini, juga merupakan orang yang merekomendasikan Zack Snyder kepada Warner Bros.

Kemungkinan besar, bila Snyder Cut memang dirilis, akan ada banyak pro kontra mengenai penilaiannya. Beberapa akan menyukai, beberapa mungkin tidak. Sebab tak semua orang menyukai nuansa dark ataupun akrab dengannya, mungkin nilai tiga dari lima adalah skor terbaik yang akan diberikan “penikmat cerah”.

Namun yang pasti, Snyder Cut memiliki potensi menjanjikan dan bisa saja memperbaiki apa yang telah kita terima 2017 kemarin.

  

Komentar