Terkadang beberapa orang tak mengenal dengan baik para calon
pemimpin yang akan dipilihnya nanti. Apalagi untuk mereka yang masih kesulitan
mendapat akses informasi, bisa-bisa memilih seolah hanya sekedar mencoblos
wajah yang terlihat paling pantas untuk menjadi pemimpin.
Untuk menghindari hal tersebut, penting untuk diadakan
sebuah acara dimana para calon pemimpin
atau pasangan calon (paslon) menyampaikan visi, misi, dan janji kepada khalayak
masyarakat. Dan pada tanggal 5 Mei kemarin, acara tadi diadakan di Graha Bhumi
Phala Temanggung, dengan judul “Debat Publik Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati
Temanggung Tahun 2018.”
Pada hari itu, saya berkesempatan untuk datang langsung ke
tempat kejadian perkara. Meskipun hasil tidak sesuai dengan ekspektasi, namun
ada banyak hal yang bisa didapat, yang tidak didapat ketika saya hanya sekedar
melihat layar televisi.
Awal Mula
Keberangkatan
Pagi itu, sebenarnya tidak ada rencana untuk pergi
kemana-mana. Kalaupun ada, mungkin hanya untuk menatap layar laptop seharian (duh duh) .
Namun, pada saat menyalakan HP, saya dapat kabar kalau pada hari itu akan
diadakan debat calon bupati dan wakil bupati Temanggung yang diadakan pada pukul
09.00 pagi.
Saya punya dua pilihan pagi itu, datang langsung ke Graha
Bhumi Phala atau menonton lewat Temanggung TV. Sempat mikir sejenak, akhirnya
keputusan pertama yang saya ambil. Meskipun begitu, berhubung hari itu sebenarnya
lagi malas juga (:v), persiapan pun agak saya tunda-tunda. Walhasil, ketika
jarum jam menunjukkan pukul 08.45, saya baru berangkat (mohon jangan ditiru).
Tidak Sesuai
Ekspektasi
Sempat mubeng-mubeng
dengan angkot, bahkan hingga salah tujuan, saya pun sampai di tempat tujuan kira-kira
pukul 10. Telat satu jam-an (bukan satu jaman) membuat saya agak khawatir jika
ketinggalan beberapa informasi, dan benar saja, saya ketinggalan segmen
pertama.
Ditambah, ketika berada disana saya tidak bisa masuk ke
arena dikarenakan tidak mendapat status “tamu undangan”. Mau tidak mau saya hanya bisa duduk di depan gedung dan menonton lewat televisi yang telah disediakan panitia bersama beberapa orang lain ( sepertinya beberapa dari mereka mendapat undangan,
namun lebih memilih berada di luar). Padahal awalnya sempat ada ekspektasi berupa duduk manis di kursi empuk dan mendapat foto terbaik dari dalam arena (dan
mendapat snack juga :v).
Yang menarik, kebanyakan dari penonton luar arena (kita
sebut saja seperti itu) adalah para pendukung setia dari masing-masing pasangan
calon. Sepanjang acara berjalan, mereka saling berteriak mendukung jagoanya,
mencaci maki lawan pasangan, hingga menghujat TV yang berulang kali mati.
Penonton luar arena lain hanya tersenyum melihat aksi
mereka, sesekali tertawa ketika yang terdengar adalah hujatan ataupun sindiran.
Melihat kefanatikan
mereka, membuat saya teringat dengan para suporter bola Indonesia. 11 12 lah kalau boleh saya bilang, baik yang keluar dari
mulut maupun perbuatan yang dilakukan. Tak jarang pula kefanatikan itu mengakibatkan jatuhnya korban jiwa.
Seperti kasus baru-baru ini yang dilakukan oknum official pertandingan dan suporter
Persitema (gadungan)Temanggung. Hanya karena tak terima keputusan wasit yang merugikan
klub jagoan, tindakan kekerasan akhirnya dikeluarkan. Akibatnya seorang hakim garis terluka dan ditandu menuju luar lapangan, pertandingan pun sempat mandeg setelah insiden tersebut.
Selain penonton , acara utama juga tak kalah menarik. Ketika sesi pertanyaan
panelis, setiap paslon berhasil memberikan jawaban yang baik. Adapun sesi tanya jawab antar paslon juga dapat dibilang
cukup seru, ditambah satu dua kali sempat dikeluarkan pertanyaan sindiran (yang langsung disambut tawa penonton).
Hingga waktu dzuhur
tiba, acara belum selesai dan masih terus dilanjutkan. Saya agak berpikir
sejenak, sebelum akhirnya memutuskan untuk salat terlebih dahulu. Begitu
selesai, segera saya langkahkan kaki untuk kembali ke Graha Bhumi Phala. Sempat
khawatir jika ketinggalan lagi, namun alhamdulillah
masih dapat sesi terakhir, penutupan dari Ketua KPU, Bapak Sujatmiko
( ya, setidaknya masih dapat sesi ).
Sekitar pukul 13.00 debat calon bupati dan wakil bupati
Temanggung tahun 2018 telah selesai dilaksanakan. Semua berjalan lancar, para
pendukung juga tak sampai membuat kerusuhan, beberapa dari mereka
bahkan saling berjabat tangan di akhir acara. Saya sempatkan untuk memotret
–motret sebentar (siapa tahu dapat foto pejabat penting) sebelum akhirnya
pulang kembali ke rumah (iyalah kemana lagi? :v ).
Setidaknya Ada
Hikmahnya
Meskipun gagal masuk, tapi ada
beberapa hikmah yang bisa saya ambil
dari peristiwa tersebut. Terutama mengenai suasana diluar arena yang mungkin
saja tidak bisa saya dapatkan didalam. Apalagi kemudian di tulisan ini yang
paling saya tonjolkan adalah kefanatikan para pendukung paslon.
Coba kalau semisal saya bisa masuk kedalam, mungkin tak saya
dapatkan atmosfer pendukung yang begitu meriah. Atau jika ternyata didalam ada suasana
yang sama, saya rasa tidak akan seheboh diluar. Apalagi dari teriakan mereka,
banyak saya dapatkan informasi mengenai tanggapan-tanggapan buruk masyarakat
kepada paslon yang maju ke pentas pilkada 2018 (entah ini contoh yang baik atau
bukan :v)
Debat Tahun Ini: Berjalan dengan Baik
Debat Publik Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Temanggung Tahun 2018 berjalan
dengan baik. Melalui acara ini, masyarakat dapat melihat lebih dalam
sosok-sosok yang maju dalam Pemilihan Kepala Daerah tahun 2018. Plus, dengan hadirnya Temanggung TV dan
pemanfaatan fitur streaming youtube ,
debat pada tahun ini juga benar-benar memaksimalkan media yang digunakan
masyarakat. Semoga kedepanya acara ini bisa terus berjalan dengan baik dan
terus menjadi lebih baik di tahun berikutnya.
Kumpulan Foto Lain
Adoh-adoh ning Sekda ming iso ndelok TV, mending ning omah wae! (setidaknya diriku telah berjuang (-̩̩̩-̩̩̩_-̩̩̩-̩̩̩) ) |
Para pendukung yang ada di dalam gedung. |
Mereka inilah yang membuat meriah suasana diluar gedung. Sudah kelihatan kan pendukung nomor urut berapa? |
Acara ini juga penuh dengan pengawalan. |
Kembali akur, meskipun beda jagoan |
Kira-kira seperti inilah suasana di luar. Beberapa ada yang asyik berdiskusi |
Menyempatkan untuk selfie sejenak. |
Komentar
Posting Komentar